Peran Pertumbuhan Ekonomi dan Intervensi Pemerintah Terhadap Permasalahan Makroekonomi Indonesia
Kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan merupakan permasalahan utama yang dihadapi oleh negara sedang berkembang (NSB), tidak terkecuali Indonesia. Ketiganya saling berkaitan, sehingga upaya pengentasannya tidak bisa dilepaskan satu sama lainnya.

Friday, June 14, 2013
[Tutorial Eviews] Cara Input Data panel Alternatif
Cara Input Data Alternatif (Tersedia versi VIDEO disini)
Terimakasih sebelumnya saya sampaikan kepada teman-teman yang
sudah membaca blog saya. Bahkan, ada yang sampai menyatakan via email, untuk
dibukukan saja. Wah, itu mah maunya saya juga (tapi belum ada tawaran…hahaha..).
Saya apresiasi sekali atas sumbangan komentar baik itu yang langsung di blog
ini maupun langsung via email. Semoga semua hal tersebut dapat membangun blog
ini menjadi lebih baik ke depannya. Terimakasih.
Mengapa Cara
ini Alternatif?
Pada penulisan kali ini, saya akan coba memberikan cara input data
alternative pada eviews (bagi yang belum membaca cara input data panel yangbiasa saya lakukan). Saya menyatakan cara ini alternatif karena memang cara ini
jarang saya lakukan (Subjektif memang..hehe). Namun, sebenarnya inilah cara
konvensional atau yang dapat berlaku secara umum input data di Eviews.
Postingan ini saya tampilkan karena banyak teman-teman yang menyatakan bahwa
cara yang biasa dilakukan tidak berhasil pada mereka. Dan, juga ada kebutuhan
untuk analisis lebih lanjut yang butuh input data seperti ini. Let’s check it
out =D
Tahapan Input Data
1.
Seperti biasa, Bukalah program
Eviews anda
2.
File>New>Workfile
3.
Kemudian pada pilihan workfile
Structure, tentukan jenis data yang anda miliki.
Undated untuk data cross section
Dated untuk data time series
Balanced Panel untuk data panel
Disini saya akan coba input data panel,
karena tidak lazimnya input data panel disini, makanya saya sebut cara ini cara
alternative. Isian Frequency saya annual berarti saya menggunakan data tahunan
2009-2011 dengan number of cross nya 33 unit. Ok.
4.
Kemudian Pada workfile yang
terbentuk, pilih object. Pada pilihan Object>New object.
5.
Pilih
Type of object series, dan tuliskan nama variable yang akan dibuat misalnya X1
6.
Lakukan berulang kali tahapan
tadi hingga terbentuk sesuai jumlah variable yang kita inginkan. Disini saya
membentuk variable X1, X2, X3 dan Y.
7.
Kemudian Bloklah variable yang
telah dibentuk (bisa menggunakan Ctrl+klik ataupun tahan shift nya). Kemudian
klik kanan open>as group
8.
Akan munculah bentuk struktur
database yang kita miliki (Oh ya, urutan database saya x1 y x2 x3 karena saya
menggunakan ctrl dan membloknya sesuai urutan pada table Excell yang saya
miliki). Setelah urutannya sesuai klik edit+/-
9.
Lalu bukalah file Excell yang
anda miliki. Copy data nya saja, tidak perlu identifikasi dan tahunnya.
10. Kemudian
paste di workfile Eviews nya. Jadilah data kita dalam Eviews. Namun perlu
diperhatikan, file Excell komanya menggunakan (.) dan tidak ada pemisahan
ribuannya.
11. Lalu
close group dan tidak perlu di save.
12. Pastikan
data yang anda input telah benar dengan memilih salah satu variable, misal : x1.
Mengapa
harus repot-repot seperti ini?
Tentu anda bertanya-tanya, saya memiliki cara lebih cepat, lebih
ampuh, namun mengapa menggunakan cara input seperti ini?. Tapi, percayalah
teman, cara ini sangat powerful. Gak percaya. Baiklah akan saya coba tunjukkan.
Estimasi
Data Panel.
Untuk etimasi data panel, cara yang kita gunakan sedikit berbeda.
Tentu teman-teman ingat, saya selalu menekankan untuk data panel selalu bermain
di pool. Namun, untuk input data seperti ini, cara estimasinya adalah sebagai
berikut.
1.
Pilih Quick > Estimate
Equation
2.
Tulislah spesifikasi modelnya missal
: y x1 x2 x3 (INGAT! Sekarang kita gak pakai tanda tanya lagi lho…=D ). Pada
Tab Panel options, tentukanlah apakah model fixed, random atau bagaimana bentuk
modelnya.
3.
Dan hasilnya boleh di check.
SAMA. =D.
4.
Oh ya, satu hal penting lagi yang
luar biasa dari input seperti ini adalah kemampuan untuk mengestimasi dengan
berbagai macam cara, misalnya GMM, TOBIT dan lain sebagainya. Check it Out.
Saya belum membuktikan dengan metode lainnya, apakah hasil yang
diperoleh sama dengan STATA. Namun, saya sedang mengujinya. Jika hasilnya
benar, tentu input hal ini bisa menjadi kekuatan dahsyat yang dimiliki
Eviews. Selamat mencoba. Terimakasih. –Ferdi—
Friday, May 10, 2013
Pengujian Asumsi Klasik: Normalitas
Untuk
membangun persamaan regresi yang terbaik dari kriteria ekonometrika, perlu
dilakukan pengujian dan penanganan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan
pelanggaran asumsi dasar. Berikut ini adalah asumsi-asumsi yang perlu dipenuhi
dalam analisis regresi.
1. Normalitas
2. Non-Autokorelasi
3. Homoskedastisitas
4. Non-Multikolinearitas
Pada
postingan kali ini saya akan coba menyampaikan tentang asumsi klasik :
Normalitas. Pemeriksaan
normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau
tidak. Menurut Gujarati (1978) estimasi pada OLS merupakan fungsi linear dari
residual. Oleh karena itu distribusi
peluang dari hasil estimasi akan tergantung pada asumsi yang dibuat
mengenai distribusi peluang residual-nya. Distribusi
peluang dari penduga diperlukan untuk menguji hipotesis dan penarikan
kesimpulan, sehingga
peran pengujian residual diasumsikan berdistribusi normal menjadi penting
sekali.
Pemeriksaan
kenormalan terhadap residual dapat dilakukan menggunakan plot persentil-persentil (P-P
Plot). Jika plot mengikuti garis lurus, maka residual mengikuti sebaran normal.
Pengujian terhadap asumsi kenormalan ini juga dapat dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov yang merupakan uji Goodness
of Fit. Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian mengenai derajat
kesesuaian antara distribusi kumpulan nilai observasi dengan beberapa
distribusi teoritis tertentu. Uji ini melibatkan penentuan distribusi kumulatif
yang akan terjadi menurut distribusi teoritis yang telah ditentukan dan
perbandingan distribusi tersebut dengan distribusi kumulatif nilai amatan.
Hipotesis
yang digunakan pada pengujian kenormalan adalah:
[DISKUSI] : Mengapa Adjusted R-Square Model Fixed effect sangat besar?
Pernah
lihat situasi dimana Adjusted R-squared
dari model regresi dengan menggunakan data panel anda sangat besar?? Hingga
mencapai 0,9999 atau 99,99 persen?? Apa maknanya?? Apa itu baik untuk model
anda?? Atau justru sangat berbahaya terhadap interpretasi atau pemaknaannya??
Berbahaya??
Apa bahayanya memiliki Adjusted R-Squared
yang sangat besar bahkan mendekati 0,9999?? Oh iya, sebelumnya Adjusted R-squared nilainya berkisar dari 0 hingga 1. Dimana
semakin mendekati 1, maka menunjukkan variabel penjelas (X) yang kita miliki
semakin baik menjelaskan variasi dari variabel respon (Y). Contoh : Adjusted
R-squared modelnya adalah 0,8579. Maka
dapat disampaikan bahwa 85,79 persen variasi yang terjadi pada variabel Y dapat
terjelaskan oleh variabel X yang dimiliki, sedangkan sisanya dapat dijelaskan
oleh variabel lain.
Back to the topic, bagus dong Adjusted
R-squared nya besar, artinya variabel penjelas (X) yang dimiliki model
sangat mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel respon (Y) nya. Jadi
kalau 99,99 persen sudah mampu terjelaskan, berarti tidak butuh variabel
tambahan lain dong?? WOW…Luar biasa…Apa benar demikian?? Ciyus?? Hoho…melalui
tulisan singkat saya ini saya akan coba menyampaikan sebuah pandangan baru
terhadap nilai Adjusted R-squared
yang sangat besar tersebut.
Dengan
menggunakan data panel, maka konsekuensi yang harus kita lalui pertama sekali adalah
tahapan pemilihan model estimasi. Nah, misalkan terpilih model estimasi terbaik
adalah model fixed effect. Pada modelfixed effect, terdapat individual effect yang berkorelasi
dengan variabel penjelasnya untuk mengakomodir heterogenitas yang terjadi antar
individu ataupun cross-nya. Setiap efek individu tersebut merupakan parameter
yang tidak diketahui dan akan diestimasi dengan menggunakan teknik variabel dummy (LSDV).
Implikasi
dari pengestimasian efek individu tersebut adalah tentu saja R-Squared modelnya jadi membesar.
Menurut apa yang saya amati, pengakomodasian heterogenitas antar individu
dengan pengestimasian efek individunya (penggunaan fixed effect model) menyebabkan model estimasi yang terbentuk dapat
menghasilkan dugaan yang tidak jauh berbeda dengan observasinya. Tapi perlu
diingat bahwa, Adjusted R-squared
yang dihasilkan pada model fixed effect
kita merupakan Adjusted R-squared
yang sebenarnya semu.
Kenapa Semu?
Karena Variabel penjelas ataupun variabel X nya itu sebenarnya tidak
menjelaskan seutuhnya benar-benar sebesar Adjusted
R-squared tersebut. Pastilah sebenarnya tidak setinggi 0,9999 tersebut.
Variasi dari Dependen pada model tersebut sebenarnya juga dijelaskan oleh efek individu (variabel dummy pada
model fixed effect) yang bisa saja
menangkap variabel-variabel yang belum kita gunakan pada model
kita.
Lanjut,
dari apa yang saya baca juga. Fixedeffect model ini seperti pisau bermata dua. Disatu sisi, dia dapat
mengakomodir variasi ataupun heterogenitas dari variabel dependennya. Tetapi di
sisi lain, konsekuensi kita melakukan estimasi parameter (LSDV) model fixed effect adalah derajat bebas
kita berkurang.
Derajat
bebasnya berkurang, karena dengan menambah variabel dummy nya artinya kita
harus menambah paramater yang harus diestimasi, ya kan?? Perlu diingat bahwa
derajat bebas merupakan selisih dari jumlah observasi dikurangi dengan jumlah
variabel yang harus diestimasi. Implikasi derajat bebas berkurang tentu presisi
model kita menjadi berkurang, kurang efisien (Suatu saat saya akan coba
menjelaskan mengapa demikian).
Jadi
hati-hatilah menggunakan ataupun memaknai Adjusted
R-squared yang besar itu apalagi sangat mendekati 1. Jangan berbangga hati
dengan adjusted R-Squared anda yang sangat besar. Perlu diingat, menurut
Baltagi, ketika model random terpenuhi
asumsinya, sesungguhnya random lebih efisien dari model fixed meskipun dalam kondisi tersebut Adjusted R-squared hasil dari model random ini lebih kecildibandingkan dari Adjusted R-squared yangdihasilkan model Fixed effect.
Mungkin
dibutuhkan studi lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar nih sebenarnya peran
yang sesungguhnya dari variabel X (tanpa adanya peran efek individu) sebenarnya
dalam menjelaskan variabel Y-nya, tapi yang saya dan teman-teman musti yakini
adalah nilainya tentu saja bukan setinggi tersebut. Karena jika anda mampu
menjelaskan 99,99 persen variasi dari variabel Y, artinya estimasi anda untuk
periode yang selanjutnya seharusnya HAMPIR PASTI akan sama dengan yang
benar-benar ditakdirkan terjadi oleh Maha Besar, Right??. Padahal kan, belum tentu. Setuju??...*) - Renungan
statistik - Ferdi
Friday, April 19, 2013
[Tutorial E-views] Hausmann Test
Akhirnya bisa kembali
berjumpa dengan blog tercinta. Hohoho…mohon maaf sebelumnya baru kembali
mem-publish tulisan, karena saya baru menyelesaikan diklat prajabatan dan
kemudian dilanjutkan pelatihan bersama ABS (Australian Bureau of Statistics).
Jadi hampir 1 bulan saya tidak login ke blogger. Tetapi mudah-mudahan tulisan
saya kali ini dapat melengkapi tulisan saya sebelum-sebelumnya terkait dengan
pemilihan model estimasi data panel (Fixed vs common vs random effects) yang
sempat lama tertunda.
Pada penulisan kali ini
saya akan menjelaskan tahapan Hausmann test dengan menggunakan E-views (Untukpenjelasan Hausmann test dapat dilihat di halaman ini). Untuk input data dan
pengolahan estimasi telah dijelaskan sebelumnya. Baiklah, tanpa memperpanjang
lagi kita langsung capcus ke tahapannya aja.
1.
Diasumsikan teman-teman telah melakukan
pengujian signifikansi fixed effect (Kalau belum klik)
2.
Nah untuk pengujian hausmann, yang
teman-teman harus pastikan adalah sedang dalam kondisi model random effects.
3.
Pilih view > Fixed/Random Effect Testing
> Correlated Random Effects – Hausmann Test
4.
Berikut hasil Output nya
Nilai Prob yang besar dari 0.05 menunjukkan
kondisi terima Ho. Dalam hal ini Ho nya adalah Model random lebih baik
dibandingkan model Fixed Effect. Sehingga karena nilai prob nya = 0.5682, maka
dengan tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa untuk data yang kita
miliki model random effect lebih sesuai digunakan. Mungkin
ini dulu, lain kesempatan saya akan menulis kembali. Terimakasih. (Ferdi Fadly)
Friday, March 8, 2013
[Tutorial SPSS] Penentuan Variabel Dominan dan Besar Kontribusi Masing masing variabel bebas Regresi
Hoho...Sesuai janji, hari ini saya akan menulis kelanjutan pembahasan Variabel dominan sebelumnya terutama terkait dengan berapa sih kontribusi masing-masing variabelnya dan sebagainya. Ok.
Setelah itu Ok. Kemudian sekarang Analyze lagi, Correlate > bivariate seperti ditunjukkan dibawah ini
Lalu akan muncul bebarapa output. Nah carilah Output Coefficient dan Correlations seperti ditunjukkan dibawah ini :
Sebelumnya, mari lakukan run data regresi yang kita miliki. (Lihat kembali Regresi).
Nah tambahannnya adalah dengan men-set metode nya seperti ditunjukkan pada gambar. Biar urut berdasarkan variabel dominannya dapat menggunakan pilihan forward ataupun stepwise (Penjelasan postingan mengenai ini nantinya akan membantu anda menjawab kenapa saya katakan ini akan otomatis diurutkan..tapi sabar ya...=D...)
Setelah itu Ok. Kemudian sekarang Analyze lagi, Correlate > bivariate seperti ditunjukkan dibawah ini
Lalu akan muncul bebarapa output. Nah carilah Output Coefficient dan Correlations seperti ditunjukkan dibawah ini :
Nah, dari output diatas ditunjukkan bahwa variabel X2 masuk lebih dahulu dari variabel X1 kan? Kemudian variabel X3 secara otomatis telah dihilangkan dari model karena tidak signifikan. OK...sekarang kita bicara besarnya kontribusi nya ya...Ok....perhatikan perhitungan berikut :
Thursday, March 7, 2013
Penentuan Variabel Dominan pada regresi
Sebuah pertanyaan menarik dilontarkan oleh seorang sahabat lama, katakanlah namanya "Boco" (dalam bahasa melayu mungkin dekat padananya dengan gokil dalam bahasa gaul).Si boco ini bertanya, "Bagaimana cara kita menentukan variabel bebas yang paling signifikan mempengaruhi variabel tidak bebasnya dalam regresi?". Saya sempat terheran ketika ditanyakan seperti ini, pertanyaan sederhana namun sarat makna dari seorang boco. Mantap, pikir saya....
Berhari-hari saya berpikir sembari mengingat kembali perjalanan masa kuliah ketika pelajaran regresi. Hingga lamunan saya berhenti di salah satu pertemuan analisis regresi yaitu metode estimasi pemilihan model terbaik (on going ya tulisan yang ini, kita fokus dulu ke penentuan variabel dominannya ya).
Variabel dominan
Sebelum kita menentukan mana variabel dominan, tentu kita harus tahu dulu apa itu variabel dominan. Akan banyak persepsi ataupun pandangan dari seseorang untuk mendefinisikan variabel yang paling dominan. Namun, menurut saya yang paling penting variabel dominan itu harus signifikan (ya iyalah ya...kalau ga signifikan tidak mungkin variabel itu pantas untuk menjadi variabel yang dominan) dan punya kontribusi paling besar terhadap modal. Setuju???
Lho koq diam? saya simpulkan setuju dulu ya...hehehe... Salah satu cara untuk menentukan mana variabel dominan di regresi adalah dengan menggunakan ataupun dalam hal ini memilih metode estimasi pemilihan model terbaik. Hal, ini dikarenakan dengan menggunakan salah satu metode estimasi pemilihan model terbaik, secara otomatis variabel tersebut akan diurutkan berdasarkan mana variabel yang paling dominan. Gak percaya? Yapz...mari kita diskusikan.
Berdasarkan metode estimasinya, Pemilihan model dapat dibagi menjadi :
1. Backward Elimination --> Memasukkan semua variabel untuk kemudian menghilangkan satu per satu variabel yang tidak signifikan (Singkat kata dulu ya kan janjinya seperti itu)
2. Forward Regression --> Dimulai dengan memasukkan variabel yang signifikan dalam hal ini yang paling berkorelasi kuat terhadap dependent variable nya untuk kemudian memasukkan satu per satu variabel nya, hingga mencapai kondisi variabelnya signifkan semua.
3. Stepwise Regression --> Dimulai dengan memasukkan variabel yang signifikan, kemudian secara bertahap memasukkan variabel, namun apabila ada variabel yang tidak signifkan variabel tersebut dapat dikeluarkan kembali dari model.
Nah, kalau kita tarik benang merahnya, ketiga metode tersebut secara otomatis akan memberikan urutan variabel yang signifikan lho. Menarik. Lalu diawal pembukaan postingan saya sampaikan bahwa variabel dominan harus memberikan kontribusi paling besar terhadap variabel tak bebas nya kan?? Tentu tidak afdhol kalau berbicara ini tanpa berbicara angka, jadi nantikan postingan berikutnya terkait dengan tutorial pemilihan metode estimasi dan kontribusi variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnya. Terimakasih atas kunjungannya. -Ferdi Fadly-